Menginjak semester akhir di bangku perkuliahan itu memang seru. Karena banyak sekali drama yang dihadapi. Sebab ada karya tulis yang mesti diselesaikan sebagai syarat kelulusan.
Sejalan dengan itu, drama yang terjadi tak pelak bikin emosi naik turun. Bahkan sampai ada yang menangis sejadi-jadinya. Tapi, apa saja sih dramanya sampai sebegitunya? Berikut ulasannya!
1. Judul skripsi yang diganti lagi

sumber gambar : unsplash.com
Sudah lelah sejak jauh-jauh hari mencari judul, memastikan tidak terkena pelanggran berupa plagiarisme, diupayakan agar judulnya menarik dan relevan dengan perkembangan zaman, eh di tengah jalan malah di suruh ganti lagi. Padahal bab satu sudah kelar, sementara bab dua masuk pertengahan jalan, dan kesimpulan bentar lagi benar-benar rampung. Siapa yang tidak bersedih hati diperlakukan kalau seperti itu?
Tapi begitulah realitas yang terkadang dihadapi oleh mereka mahasiswa semester akhir. Tanpa aba-aba, tanpa tanda-tanda, judul skripsisnya tiba-tiba diganti, wajib untuk memulai semuanya dari awal lagi. Mau emosi, tapi seolah tidak punya pilihan selain mengikuti arahan dosen pembimbing. Alhasil, hanya bisa menarik napas dalam-dalam, sembari bersabar dan terus bersabar.
2. Pergi ke kampus untuk bimbingan, dosen malah ngilang

sumber gambar : unsplash.com
Ini agak menggelitik sih, sumpah. Sudah bela-belain tidak begadang, bangun pagi-pagi sekali supaya datang tepat waktu ke kampus, eh dosennya malah main ghosting. Padahal sudah bikin janji sejak pekan kemarin. Tapi lagi dan lagi, ceritanya masih saja sama. Dosen pembimbing tidak kunjung menampakkan diri. Entah apa yang salah, atau entah apa hikmahnya, tapi yang jelasnya ini salah satu cerita yang tidak bakal terlupakan.
Mahasiswa akhirnya dihadapkan pada dilema. Dua pilihan yang sulit untuk diputuskan. Mau mengajukan untuk mengganti pembimbing, tapi langkah sudah sejauh ini. Sayang sekali jika terhenti begitu saja. Mau maju terus, tapi kesabaran mulai menipis. Jadinya yang ada pasrah aja deh, daripada cari ribut dan menimbulkan gara-gara. Sembari duduk di pojokan untuk menanti keajaiban datang. Ada yang relate?
3. Revisi yang seolah tidak menemui akhirnya

sumber gambar : unsplash.com
Revisi mah sudah jadi makanan para mahasiswa semester akhir. Tidak ada yang bakal selamat kecuali melewatinya. Entah itu satu kali, dua kali, atau bahkan berkali-kali hingga tidak terhitung lagi jumlahnya. Setiap hari revisi. Setiap hari harus ada yang diperbaiki. Entah itu penulisan, isi dari pembahasan, sampai pada kesimpulan yang tidak boleh ambigu.
Nah ini masalahnya. Mahasiswa merasa bahwa revisinya seolah tidak ada habisnya. Juga terus berulang. Padahal sudah menyesuaikan dengan apa yang disampaikan dosen pembimbing. Tapi mau bagaimana lagi, terpaksa pulang ke rumah untuk memperbaikinya lagi. Ada yang pernah alami? Jika ada, maka kamu pasti akan tertawa saat mengingat masa-masa itu. Iya, kan?
4. Teman-teman yang duluan lulus

sumber gambar : unsplash.com
Inilah pemadangan yang sering disaksikan. Sebuah ketimpangan yang sangat terang. Ketika yang lain masih berjuang, bahkan sampai harus tidak tidur semalaman, sementara yang sebagian lagi sudah merayakan kelulusan. Dengan tidak lupa pamer dengan penuh kepuasan. Sembari dibumbui dengan selebrasi yang meriah.
Bagi yang skripsinya belum kelar, tentu ada perasaan sedih di hati. Merasa bahwa dirinya terlambat, merasa dirinya jalan di tempat, tidak beranjak, tidak secepat teman-temannya. Alhasil, semangat untuk menulis skripsi-jadi terganggu. Kian hari semangat menurun. Suasana hati jadi tidak karuan. Menyisakan skripsi yang makin mandek.
5. Mental dan fisik yang ngos-ngosan

sumber gambar : pexels.com
Jangan anggap remeh usaha mahasiswa akhir untuk menuntaskan studinya. Karena apa yang mereka rasakan tidak seperti apa yang kita pikirkan. Barangkali kita berpikir, apa sih susahnya menyesalikan skripsi. Tinggal menulis doang. lya, kalau bicara siapa yang tidak mampu.
Lelah fisik dan mental itu hal yang pasti mereka temui. Karena harus mondar mandir ke sana ke mari, cetak berkas ini itu, belum lagi kesalahan pada penulisan sampai biaya yang dikeluarkan. Tentu bukan nominal yang terbilang sedikit. Sehingga mental juga ikut kena.
Itu dia beberapa drama mahasiswa semester akhir. Namanya juga perjalanan untuk meraih gelar sarjana, pasti ada saja cobaan yang datang. Bagaimana menurutmu?