FoMO: warisan antar generasi

Peter Joshua Engelbert Polii Peter Joshua Engelbert Polii
9 May, 2025 #Lifestyle
Support Creator

Dunia informasi saat ini seakan tidak lepas dari perkembangan teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat. Salah satu perkembangan teknologi dalam dunia informasi yang mudah diakses adalah smartphone. Smartphone merupakan alat komunikasi sekaligus alat untuk kebutuhan akses informasi, akses tersebut dapat dipenuhi melalui fitur yang terdapat di smartphone.

Salah satu fitur yang paling populer dan mudah diakses dari smartphone adalah media sosial. Media sosial menawarkan berbagai fitur, seperti layanan video callgame online, live streaming dan chatting untuk berbagi berita agar tetap terhubung dengan teman maupun keluarga. Menurut data yang dirilis We Are Social pada Januari 2024, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia telah mencapai 139 juta. Pengguna media sosial ini tentunya berasal dari berbagai kalangan usia, baik anak-anak hingga lanjut usia. Menurut data goodstats.id pada September 2023, salah satu golongan usia yang paling banyak mengakses media sosial ialah dewasa muda. Sebanyak 73,33% pengguna media sosial di Indonesia berusia 19 sampai 25 tahun ke atas. Hal ini juga diperkuat dengan data dari We Are Social pada Januari 2024, yang menunjukkan sebesar 64,8% pengguna media sosial berusia 18 tahun ke atas. Dari data tersebut diketahui bahwa salah satu kalangan terbesar dalam mengakses media sosial di Indonesia ialah dewasa muda.

Kehadiran media sosial pada mulanya memungkinkan orang dewasa muda mampu menjajaki berbagai hal, seperti memainkan peran besar dalam menjaga interaksi individu dengan lawan jenis dan tetap memiliki koneksi dengan keluarga maupun kenalan agar memiliki dukungan sosial. Namun di realita yang ada, kebanyakan individu dewasa muda saat ini gaya interaksinya sudah banyak beralih ke dunia virtual, memiliki akses yang mudah ke internet membuat mereka merasa bahwa dunia hanya dapat diakses melalui fitur-fitur yang disediakan, membuat mereka lebih fokus untuk mengakses fitur-fitur tersebut dari pada berelasi secara langsung dengan orang di sekitarnya.

Lebih dari itu, dewasa muda juga menggunakan media sosial untuk menampilkan aktivitas sehari-hari dan bahkan menggunakan media sosial untuk mendapat pengakuan diri. Aktivitas seperti berbagai momen saat sedang menonton bioskop ketika ada film yang baru launching, upload konten makanan saat sedang dinner, dll. Luasnya informasi yang dapat diakses melalui media sosial akhirnya membuat dewasa muda memiliki keinginan terus menerus dalam menggunakan sosial media dan memiliki keinginan untuk terhubung dengan setiap kegiatan yang dibagikan orang lain.

Lebih lanjut, generasi dewasa muda saat ini sangat bergantung pada platform media sosial, hal ini membuat mereka lebih rentan teralihkan terhadap aktivitas media sosial yang dipaparkan oleh teman, keluarga, dan kenalan mereka. Paparan yang terus menerus ini seringkali memicu keinginan untuk selalu terhubung dengan segala sesuatu yang up to date pada orang lain di dunia maya, yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan dan ketakutan akan tertinggal. Kondisi tersebut kemudian dikenal dengan istilah Fear of missing out (FoMO). FoMO merupakan konstruksi psikologis yang paling erat kaitannya dengan penyalahgunaan ponsel pintar dan penggunaan media sosial yang berlebihan.

Salah satu tokoh terkenal yang berperan pada fenomena FoMO yaitu Przybylski memaparkan Fear of missing out atau FoMO merupakan keinginan kuat seseorang yang memiliki keinginan untuk selalu terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain melalui dunia maya. Rasa takut ketinggalan akan informasi terbaru di media sosial dapat menimbulkan keinginan untuk selalu mengetahui update di media sosial. Sehingga tidak heran apabila banyak dewasa awal yang mengetahui keadaan rekan atau orang lain hanya dengan melihat postingan dari mereka karena adanya rasa takut ketinggalan informasi.

FoMO sendiri terdiri dari dua aspek yang mempengaruhi yaitu Self yakni keadaan yang berkaitan dengan keinginan indivdu untuk secara bebas mengintegrasikan tindakan yang dilakukannya sendiri tanpa kontrol dari orang lain. Kedua ada Relatedness yakni kebutuhan seseorang untuk mempunyai keterikatan atau hubungan yang tidak lepas dengan orang lain. Ketika aspek Self dan Relatedness tidak terpenuhi secara memadai, maka akan timbul perasaan cemas dan terjadi pengalihan dengan berusaha mencari tahu aktivitas orang lain melalui media sosial. Selain itu, hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan terhadap kehidupan pribadi karena terobsesi dengan postingan orang lain.

Przybylski juga mengungkapkan dimana dewasa muda yang memiliki rasa takut ketinggalan tinggi memberikan perhatian lebih besar terhadap media sosial mereka seperti saat melakukan aktivitas mengemudi dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat FoMO yang lebih rendah. Beberapa kasus sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku FoMO pada usia dewasa muda seringkali memaksa individu menghadapi risiko negatif hanya untuk dianggap terkini dan relevan, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terlebih dahulu.

Comments

You must be logged in to post a comment.

Baca Juga
Artikel Populer
25 Apr, 2025 Asi Siva Dea
25 Apr, 2025 Asi Siva Dea
26 Apr, 2025 Asi Siva Dea
5 Apr, 2025 Kurniawan
3 Mar, 2025 neng icha
12 Feb, 2025 Idah Padmawati
11 Feb, 2025 Senja Arunika
7 Feb, 2025 Idah Padmawati
6 Feb, 2025 Sofi Kusuma Wardani