Foto James Maslow di Podcast (Sumber: Dok. James Maslow, YouTube RFD-TV)
Bekerja dengan kuda dan sapi sejak muda telah membentuk karakter James, aktor sekaligus musisi dikenal bergabung dengan band "Big Time Rush" yang kini dikenal luas. Pengalamannya di peternakan mengajarkan nilai kerja keras dan disiplin yang ternyata memberikan pengaruh besar pada perjalanan kariernya di dunia seni.
“100% berhasil berdampak,” ujar James. “Saya sebenarnya tidak pernah benar-benar memikirkan tentang etos kerja di peternakan itu, tapi Anda tahu, kami bangun saat matahari terbit dan harus memberi makan semua hewan. Kami bahkan tidak boleh makan sebelum hewan-hewan itu diberi makan. Itu aturannya. Jadi kami—saya dan teman saya, Daniel—keluar. Kami biasa menyebut diri kami ‘koboi selancar’ karena dia memang seorang koboi sejati.”
James mengenang masa-masa itu sebagai periode yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab. “Kami bahkan dipercaya mengendarai F350 besar sebelum saya memiliki SIM, mungkin saat saya berusia 14 tahun. Kami sangat efisien waktu itu.”
Ia melanjutkan, “Ya, dari situ saya belajar tentang etika kerja, menghargai kerja keras, dan mungkin itu pula yang membuat saya masih bangun pagi hingga sekarang. Saya terbiasa menjalani hidup dengan jadwal yang terorganisir, dan itu membuat hidup saya jauh lebih teratur.”
Kini, sebagai seorang aktor, produser, musisi, dan pembicara, James menjalani hidup yang sangat aktif. Ketika ditanya apakah ia pernah berhenti sejenak untuk menengok pencapaiannya. James mengakui bahwa ia mencoba untuk meluangkan waktu untuk merenung.
“Saya sering mencoba duduk santai dan merenung. Bulan lalu, misalnya, saya pergi ke Italia, Yunani, Turki, dan Israel. Di sela-sela itu, saya bertunangan, syuting video musik dengan beberapa seniman di Israel, dan menyelesaikan banyak hal. Setelah itu, saya kembali ke sini dan langsung ke San Diego untuk memberikan pidato wisuda. Kini saya berada dalam rombongan tim dan terus melakukan berbagai hal.”
Ia menambahkan, “Saya harus duduk sejenak dan berkata, ‘Kawan, ini sungguh mimpi dan sebuah kehormatan.’ Semua ini adalah hal yang saya impikan sejak kecil. Itu sebabnya saya terus aktif dan sibuk—karena saya memiliki kesempatan luar biasa ini. Saya tidak ingin menyia-nyiakannya. Jadi saya berusaha memberikan 100% perhatian pada semua hal yang saya lakukan dan tetap terorganisir agar bisa menjalani semuanya.”
Pelajaran Hidup: Persiapan dan Peluang
Dari semua pengalaman tersebut, apa pelajaran hidup terbesar yang ia pelajari?
“Salah satu pelajaran favorit saya adalah: kesuksesan datang ketika persiapan bertemu dengan peluang,” ujar James. “Bekerja di peternakan atau bahkan seni bela diri telah membentuk disiplin saya sejak kecil. Saya menyadari bahwa saya tidak dapat mengendalikan semua peluang. Tidak ada satu pun dari kita yang bisa. Tapi saya bisa mengendalikan persiapannya.”
Ia menambahkan, “Itulah mengapa saya tidak terlalu stres sebagai seniman. Saya mempersiapkan diri sesering mungkin. Saya terus belajar, bermain piano, mengikuti kelas dansa. Meskipun akhir-akhir ini saya belum banyak menulis atau mengikat tali, saya akan melakukannya lagi saat punya waktu. Jadi, ketika kesempatan itu datang, saya tahu bahwa saya siap.”
Tentang Lagu “Who Knows” dan Perjalanan Musik
Ketika ditanya tentang lagu “Who Knows”, James tersenyum. “Anda tahu? Itu dari satu-satunya album yang pernah saya rilis sebagai artis solo. Sangat aneh karena sekarang saya sedang membangun album baru.”
Ia menjelaskan bahwa saat membuat album itu, ia tidak memiliki strategi atau rencana besar. “Saya melakukannya hanya karena ingin bersenang-senang. Saya tidak melakukan pers apapun, hanya tur kecil, karena saya ingin membuat musik. ‘Who Knows’ mungkin lagu favorit saya di album itu.”
Lagu tersebut, menurutnya, berasal dari masa yang berbeda dalam hidupnya. “Banyak musik di How I Like It sedikit lebih gelap. Musik yang saya buat sekarang jauh lebih positif dan bahagia. Salah satu lagu baru saya berjudul ‘Eyes’, dan itu tentang tunangan saya. Lagu itu menggambarkan ketidaksempurnaan tunangannya yang justru membuatnya sempurna di mata saya.”
James menyebut proses penciptaan “Who Knows” sebagai pengalaman yang emosional. “Lagu itu sangat gelap dan sedih, tapi saya menikmati proses pembuatannya. Video musiknya juga keren. Lagu-lagu di album itu seperti kapsul waktu. Mereka merekam perasaan saya saat itu, dan saya lega bisa mengekspresikannya lewat seni.”
Anda bisa menonton kelanjutannya dari sini:
Follow TangiTuru.com untuk mendapatkan berita terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel