Burnout vs Malas : Bedain Yuk, Biar Nggak Salah Kaprah!

Siapa yang pernah dibilang malas saat nggak produktif? Padahal, bisa jadi kamu bukan malas, tapi burnout! Masalahnya, burnout dan malas sering disamakan, padahal beda jauh. Yuk, kita bahas biar nggak salah kaprah!

Burnout vs Malas, Apa bedanya?

Penyebabnya Berbeda

• Burnout, terjadi karena tekanan berlebihan dalam waktu lama. Bisa dari kerjaan yang nggak ada habisnya, ekspektasi tinggi, atau lingkungan yang toxic
• Malas, lebih ke kurangnya motivasi atau keinginan untuk melakukan apapun. Bisa jadi karena kurang minat atau nggak ada urgensinya.

Tanda-tandanya Gimana?

• Burnout, ngerasa capek banget, nggak Cuma fisik tapi juga mental. Sering merasa nggak ada energi, gampang marah, bahkan kehilangan minat pada hal-hal yang dulunya disukai.
• Malas, cenderung masih punya energi, tapi lebih memilih untuk nggak melakukan apa-apa karena nggak ada dorongan.

Dampaknya untuk Keseharian

•  Burnout, bisa bikin kamu kehilangan semangat, kerja, merasa nggak cukup baik, bahkan menyebabkan stres berkepanjangan
• Malas, biasanya nggak sampai bikin stres berat, tapi kalau keterusan bisa berdampak pada kebiasaan dan tanggung jawab

Cara Mengatasi Burnout dan Malas

Kalau kamu Burnout :

• Istirahat yang cukup dan jangan paksakan diri
• Coba evaluasi beban kerja atau ekspektasi yang terlalu tinggi
• Cari support system, misalnya teman curhat ke teman atau psikolog
• Lakukan self-care, seperti meditasi atau sekedar jalan santai

Kalau kamu malas :

• Buat jadwal dan target kecil supaya lebih termotivasi.
• Coba cari tahu alasan kenapa kamu malas, mungkin kamu nggak tertarik dengan tugas tersebut?
• Ubah pola pikir, misalnya dengan memberikan reward setelah menyelesaikan tugas
• Lawan rasa malas dengan action kecil, misalnya mulai dari 5 menit aja.

Burnout dan malas itu beda yah! Burnout terjadi karena terlalu banyak tekanan, sementara malas lebih ke kurangnya dorongan diri sendiri. Jangan sampai salah paham yah! Kenali tanda-tandanya dan atasi dengan cara yang tepat biar hidup tetap seimbang.

Referensi :

Schaufeli, W.B.,&Salanova, M. (2014). Burnout, Motivation, and Self-Regulation in Work and Educational Settings